Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Di tengah galeri-galeri putih yang dingin dan megah, Raras Ajeng Saylendra (29) seorang kurator seni rupa kontemporer ternama, menyembunyikan luka yang tak tampak oleh banyak orang. Anak pertama dari keluarga mapan, namun kasih sayang selalu hadir dalam bentuk lain. Absennya kedua orangtua yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan menyerahkan cinta kepada pengasuh berbayar. Di balik senyum tipis dan pengetahuan estetiknya yang mendalam, hidup Raras adalah ruang pameran luka masa kecil yang belum usai.
Raras tumbuh menjadi perempuan cerdas namun getir. Di usia dewasa, pernikahannya retak. Ia belum selesai dengan masa lalunya: tamparan, teriakan, dan sunyi yang membatu di ruang masa kanak. Suatu hari, dalam sebuah karya seni instalasi anak-anak, ia melihat dirinya sendiri. Si kecil yang tak pernah benar-benar ditinggalkan. Ia mulai menyelami batinnya, menghadapi masa lalu, dan perlahan memulihkan diri.
Perjalanan batin itu membawanya ke banyak tempat: Jepang, Amsterdam, Maroko, dan akhirnya ke pelukan seorang pria yang mampu mencintainya tanpa mencoba "memperbaikinya." Namun lebih dari itu, ia belajar untuk memaafkan kedua orantuannya, dunia dan yang terpenting dirinya sendiri.