Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Novel ini menceritakan kisah seorang ayah yang bernama Hamid Abdillah, dengan pasangan hidupnya yang bernama Azizah. Di dalam kisahnya, Hamid Abdilah bercerita dan memberikan nasehat kepada anaknya yang bernama (Jannatul Aliyah) yang sedang resah menentukan hatinya untuk seseorang. Hamid bercerita dan menasehati anaknya melalui kisah kehidupannya sendiri. Hamid memerankan dirinya sebagai Hamzah di dalam kisah yang dia ceritakan. Nama Hamzah sendiri dia ambil dari dua gabungan nama, yaitu nama Hamid Abdilah dan Azizah Putri. Pada awal kisah, pembaca akan menemukan berbagai nasehat-nasehat yang terangkaikan dengan indah. Pembaca akan diajak bertanya kepada diri mereka sendiri. Pertanyaan itu berkaitan dengan kisah cinta yang melanda diri si pembaca, pertanyaan tersebut di fokuskan pada hal ini : "Apakah cinta yang di rasakan si pembaca sudah berada dalam balutan kerinduan dan ketaatan pada Allah?" Lalu pada pertengahan cerita, pembaca akan diajak bernostalgia dengan kegalauan Hamzah yang sedang resah dengan kerinduan yang menyelimutinya. Dahulu Hamzah memiliki seorang gadis kecil yang selalu menyapa dia dengan seyuman manis dan di iringi dengan lambaiyan tangan yang begitu indah, gadis itu bernama Aisyah, namun di waktu itu Hamzah merasa bahwa Aisyah hanyalah seorang anak kecil yang belum mengerti tentang cinta. Pada awalnya Hamzah menutup mata untuk Aisyah, menutup hati dan membisukan suaranya untuk Aisyah, namun Aisyah selalu hadir untuknya tanpa risau dengan pengacuhan sikapnya dan tidak gentar dengan segala sifat yang melekat pada diri Hamzah. Namun saat Hamzah mulai memberikan perhatian pada diri Aisyah, mulai bercerita tentang Aisyah dan mulai membiasakan lisannya dengan nama Aisyah, yang ditemui Hamzah justru perubahan drastis pada diri Aisyah. Namun ternyata lagi-lagi perubahan itu hanyalah prasangka Hamzah yang sudah dibutakan dengan kerinduan yang tidak pernah terjawab. Hamzah menceritakan semua perasaan itu melalui dua orang sahabat dan seorang guru, dalam percakapan itu Hamzah mengatakan bahwa dia memiliki perasaan rindu pada Aisyah, namun tidak mau menyakiti Aisyah dengan menyatakan isi perasaan rindu itu. Pada akhir cerita, pembaca akan merasa penasaran dengan kisah ini. Karena Hamid abdilah berkata kepada anaknya bahwa (Hamzah dan Aisyah) tidak dapat bersatu. Sang anak merasa heran dengan penyampaian ayahnya, kenapa mereka berdua tidak bisa bersatu, padahal mereka telah menjalin cinta begitu lama dengan baik tanpa menyalahi aturan agama. Sang ayah lalu mengatakan bahwa ada kesalahan dalam kerinduan yang ditanggung oleh Hamzah. Setelah itu sang ayah akan menceritakan kisah pertemuan Hamzah dengan seorang wanita yang bernama Hanum, dan wanita inilah yang menjadi pendampingnya kelak. Jika sebelumnya Hamzah selalu gelisah menanggung kerinduan pada Aisyah, sekarang Hamzah justru menemukan Hanum yang merindukan dia dengan segala cara yang di lakukan oleh Hanum. Hanum menyapa hamzah dengan bisikan halus tanpa sanggup di dengar, mendoakan hamzah bertahun-tahun lamanya tanpa pernah di ketahui. Setiap masing-masing pemeran memiliki impian yang berbeda-beda. Impian Hamzah adalah (Baiiti Jannati) rumahku ibarat syurga untukku. Impian Aisyah adalah kesuksesan dan kemampuan untuk membahagiakan sang ibu, sedangkan impian Hanum adalah kepemilikikan akan cinta Hamzah melalui keridhoan Allah. Hingga akhir cerita, Aisyah dan Hanum akhirnya sanggup mencapai impian mereka masing-masing dengan perjuangan yang mengharukan. Namun bagi Hamzah, impian (Baiiti Jannati) itu belum juga dapat dia raih. Hal ini bukan kerena rumah tangganya di penuhi dengan berbagai kisah luka, akan tetapi impian itu belum tercapai karena Hamzah masih hidup. Kenapa demikian? Karena kewajiban menciptakan kebahagian di dalam rumah tangga akan selalu ada selama nyawa masih di kandung badan. Ketika sang ayah telah selesai menceritakan kisah kerinduan antara Hamzah, Aisyah dan Hanum. Maka setelah itu pembaca akan mengerti apakah kisah cinta yang di alami pembaca telah berada dalam kerinduan dan ketaatan pada Allah, karena inilah tujuan novel ini, yaitu untuk membantu pembaca mencari jawaban atas kisah-kisah yang mereka lukiskan.