Novel Senja yang Tak Pernah Pulang menceritakan tentang perjalanan seorang perempuan muda bernama Senja, yang tumbuh dalam keluarga disfungsional—di mana ayahnya kasar dan ibunya pasrah dalam diam. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung, justru menjadi penjara emosional bagi Senja. Ia hidup dalam kekerasan verbal, tekanan psikologis, dan kesepian mendalam.

Bab 1 yang berjudul Rumah Tanpa Jendela menggambarkan kondisi batin Senja yang merasa terperangkap dalam rumah yang dingin, gelap, dan tak memberinya arah—baik secara harfiah maupun simbolis. Rumah itu tidak punya "jendela", yang menjadi metafora dari ketiadaan harapan dan cahaya dalam hidupnya.

Namun, di balik keterpurukan itu, Senja memiliki kerinduan untuk keluar, menemukan kebebasan, dan mengobati luka masa lalunya. Ketika ia memutuskan untuk menghadiri reuni kecil sekolah, ia bertemu kembali dengan Brian, teman masa kecil yang tampaknya menjadi salah satu pintu keluar dari masa lalunya yang kelam.

Secara keseluruhan, novel ini akan mengeksplorasi:

Luka masa kecil

Hubungan keluarga yang rusak

Pencarian jati diri

Pertemanan dan percintaan yang menghidupkan kembali harapan

Intrik dan konflik yang akan berkembang seiring perjalanan Senja menghadapi masa lalu dan membangun masa depan


Novel ini juga akan menyentuh tema seksualitas, khususnya dalam konteks trauma, batasan diri, dan bagaimana karakter-karakternya menavigasi cinta, tubuh, dan kepercayaan di dunia yang penuh luka.