Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Rumah tua yang berada di tepi bukit itu, tampak sepi. Tidak terdengar gelak tawa dan canda Julian dan adik-adiknya. Laura melangkah pelan dan hati-hati. Semak yang tumbuh liar di pekarangan, cukup mengganggunya. Semenjak berkenalan dengan keluarga di rumah itu, enam bulan yang lalu, belum pernah sekali pun dia datang ke sini. Mereka hanya bertemu dan bermain, di atas bukit dekat Gua Tengkorak. "Jul ... di mana kamu?" Laura berteriak memanggil teman dekatnya itu, "Juan ... Farah ... Ben!" Kembali Laura memanggil ketiga adik Julian, tetapi tidak juga ada sahutan. Keraguan menyergap benaknya seketika, memilih tetap masuk atau meninggalkan tempat itu. Namun, keingintahuannya yang besar, mengalahkan janjinya pada Julian, untuk tidak pernah masuk ke rumah tersebut. Perlahan dia meneruskan langkahnya masuk, menyusuri ruangan yang tampak tidak terawat. Sesaat Laura merasa heran, karena berdasarkan cerita Julian, adik perempuannya itu suka sekali berbenah. Beberapa rangkaian bunga, hasil buah tangan Farah telah dipasarkan oleh Laura. Sembari membenahi kursi dan beberapa peralatan yang berserakan, Laura melanjutkan masuk ke ruangan tengah. Rumah tua ini cukup besar, terdiri dari beberapa ruangan yang tidak jelas fungsinya. Laura tiba di tepi tangga, yang di ujung tangga tersebut terdapat celah seperti pintu, dalam kondisi berantakan. Seperti habis dibobol paksa. Gadis cantik berambut ikal sebahu itu pun memberanikan diri, masuk ke ruangan tersebut. Berserakan dan kotor sekali ruangan itu, aroma busuk pun menyeruak indera penciuman Laura. Di sudut ruangan, dia melihat ada benda yang mencurigakan. Mengendap perlahan, sambil mengamati sekelilingnya, dia bergerak mendekati benda tersebut. Kemudian, menyingkap kain yang menutupi benda tersebut. "Oh!" Jerit tertahan keluar dari bibir mungil gadis bermata tajam itu. Bergegas dia berlari, menuju ke arah pintu. DUAR! Bunyi empasan pintu itu mengejutkannya. Jantungnya berdegup kencang.