Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Dari semua yang kita dengar, sekian banyak video yang kita tonton, dan buku-buku yang kita baca baca tentang Tragedi Mei 98, tak jauh menceitakan kejadian yang terjadi di gedung agung. Tak jauh pula memberitakan tentang korban pendemo dan perjuangan para mahasiswa dan tokoh masyarakat di masa reformasi. Tapi terkadang kita melupakan sisi lain. Sisi yang dimana mereka juga merupakan korban tragedi. Ketika dua orang anak yang saling bersahabat menjadi korban tragedi kerusuhan. Trauma dan luka menggerogoti dan menghancurkan jiwa mereka. Mengancurkan persahabatan dan impian-impian yang baru saja mereka bangun.
"Semua Kenangan itu. Persahabatan itu. Peristiwa itu. Semuanya takkan pernah sirna. Maya, sejauh apapun kau pergi, sejauh manapun kau terbang. Dirimu, Jiwamu takkan pernah sirna. Meski matahari lelah bersinar. Meski Bunga matahari terlah terlelap. Terima kasih sudah menjadi segalanya." Bisikku dalam hati.