Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ini pastilah Sabtu teraneh bagi kelima siswa SMA Mitchal. Satu hari di mana segala hal tidak berjalan sesuai kemauan mereka, seolah dunia yang mereka kenal akrab berubah 180°.
Ketika Si Berandal tak lagi ditakuti, Si Genius tidak dihargai, Raja Sekolah dibantah dan ditentang, Sang Ratu tidak diinginkan, begitupun Si Alien yang tiba-tiba merasa normal.
Lima anak yang terlihat biasa, tapi sebenarnya tidak terlalu. Beberapa dari mereka dibenci, ada pula yang dicintai. Macam-macam sifat berbanding terbalik yang entah bagaimana malah memiliki satu kesamaan. Sesuatu yang membuat mereka bisa saling mengerti.
Dari mulai baca judul dan blurb-nya, ingatan saya langsung melayang ke film lawas zaman saya kayaknya masih balita: The Breakfast Club. Ternyata memang terinspirasi dari The Breakfast Club, ya?
Idenya sederhana. Tentang 5 orang siswa yang mendapat hukuman di hari Sabtu yang seharusnya libur. Kelimanya berasal dari latar belakang berbeda. Ada si atlet sekolahan ganteng populer, si ratu cantik top sekolah, si berandalan, si jenius tukang belajar, dan si aneh. Semua mungkin paham kalau yang dihukum itu si berandalan. Tapi si jenius? Sesi hukuman di hari Sabtu akhirnya menjadi ajang konseling di antara mereka untuk membuka diri dan berbagi kisah masing-masing.
Overall saya SUKA. Bahkan sebelum naskahnya selesai dikurasi pun saya sudah selesai baca duluan. Dan karena saya "berangkat" dari menonton filmnya duluan, novel ini justru melengkapi gambaran yang tidak disampaikan di filmnya.
Walau saya agak berharap ada "sentuhan" Indonesianya sedikit,