Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ketika seluruh santri tergabung dalam sebuah wadah Jidah Santri yang dipelopori oleh Harun, salah seorang santri Hadratussyeikh KH. Hasyim Asya"ari dalam melawan Penjajah Jepang, namun Mughni, memilih untuk melawan dengan jalan lain. Para santri yang kurang suka terhadap jalan diplomasi yang dipilih oleh Kiai Hasyim dengan Jepang, memilih keluar dan membentuk suatu barisan perang yang semua anggotanya adalah santri. Ketika Jepang berhasil menembak Harun dan menangkap satu demi satu bekas anggotanya, Mugni hijrah kembali ke Pamekasan sampai pada akhirnya Jepang berhasil ditaklukkan oleh tentara sekutu. Tiga tahun setelah Indonesia merdeka, tentara Belanda yang diboncengi oleh KNIL kembali ingin menguasai bumi pertiwi. Dengan licik Belanda dapat memecah-belah Indonesia dengan menjadikannya sebagai negara federal. Namanya adalah Indonesia Serikat. Saat itu perang kembali berkecamuk. Namun Mughni yang difitnah oleh seorang temannya, Fadhol yang masih menyimpan dendam karena gadis yang ia cinta, Nafi"ah, menikah dengan Mughni. Dengan tipu muslihat, Fadhol mengatakan kepada Belanda bahwa Mughni selalu mengobarkan jihad kepada rakyat agar melawan penjajah. Akhirnya Mughni menjadi buronan Belanda. Sejak mengetahui akan hal itu, Mughni dan istrinya kabur ke Probolinggo. Mereka hidup di sebuah desa yang bernama Tanjung yang kelak akan dibangun sebuah pesantren yang sampai sekarang namanya tetap harum dan menjadi saksi sejarah perjuangan Kiai Haji Zaini Mun"im.