Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Tidak ada perusahaan yang berdiri hingga 200 tahun. Samir mungkin lupa tentang ini. Atau bahkan sama sekali tidak mengetahuinya. Para anak buahnya kali ini, benar-benar dibuat frustasi atas sikapnya yang minim apresiasi. Seakan, apa yang dilakukan para anak buahnya itu. Semuanya salah di mata Samsir.
Namun, Samir tidak menyadari. Para anak buahnya; Eki, Evin, Ohan, Uheng, dan Sahrullah senantiasa menggunjing dan sesekali bermain di bawah tangan tanpa sepengetahuan Samir. Mungkin, itu bagian dari jawaban yang ter-ekspresi-kan. Atas sikap Samir yang cenderung kurang berempati itu. Padahal, tidak ada satu orang pun di dunia ini. Yang dapat kaya hanya dengan seorang diri. Itu artinya; ada banyak orang dibelakang dirinya. Yang bekerja untuk mengoperasikan roda perusahaan. Tapi Samir memiliki pandangan lain. Ia, dapat berada di level sekarang ini, bukan karena orang lain. Melainkan, hasil kerja kerasnya selama ini. Itu memang ada benarnya! Namun, selama keberadaanya masih bersama para anak buahnya. Selama itu pula! Konflik vertikal tidak bisa terhindarkan. Hanya saja, Samir belum menyadari akan hal itu.
Pada akhirnya, lingkungan kerja menjadi toxic. Interaksi sesama pekerja menjadi tidak sehat. Satu sama lain haus untuk saling menggunjing, menjelekkan, demi mendapatkan apresiasi dari Samir. Itu jelas berdampak pada; kepercayaan sesama para pekerja menjadi hilang. Yang berakibat mencuatnya sebuah konflik horizontal antar sesama para pekerja.
Bagaimana Samir mengatasi problem di perusahaannya? Apakah ini adalah awal dari sebuah kehancuran sebuah perusahaan Samir?