Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Gunung Kemukus kini menjelma menjadi objek wisata cantik yang bisa dikunjungi keluarga. Gunung Kemukus pernah membuat heboh hingga menjadi sorotan media asing dengan sebutan Sex Mountain pada akhir 2014 silam.
Sejak saat itu, stigma ritual seks bebas pun semakin menempel pada objek wisata yang terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ini. Seperti apa cerita masa lalu Gunung Kemukus?
Situs berita dailymail salah satunya saat itu memuat berita terkait Gunung Kemukus pada 18 November 2014 lalu. Berita itu menggambarkan Gunung Kemukus sebagai Gunung Seks, di mana peziarah harus melakukan ritual seks agar keinginannya dikabulkan.
Dengan adanya ritual hubungan terlarang dengan pasangan bukan sah, akhirnya menumbuhkan praktek prostitusi terselubung. Keberadaan para pekerja seks komersial makin menjamur demi memenuhi kebutuhan ritual.
Bahkan keberadaan para lelaki hidung belang tak luput mencari celah untuk meraup keuntungan serta pemenuhan hasrat biologis. Sebagian orang yang datang ke Gunung Kemukus kala itu memang orang yang mempercayai zina dengan perempuan atau laki-laki di kawasan tersebut merupakan jalan mendapatkan kekayaaan.
Para pekerja seks komeesial dan lelaki hidung belang saat itu yang berjumlah puluhan dilindungi germo atau bekerja secara mandiri.
Kabarnya, setiap pengunjung harus berziarah ke makam Pangeran Samudra sebanyak tujuh kali pada Kamis Pahing atau Kamis Wage atau pada hari-hari, dan bulan yang diyakini baik.
Para peziarah pencari pesugihan melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya. Kemudian pasangan pelaku ritual bertukar kontak nomor telepon dan info pribadi.
Mereka melakukan perjanjian bertemu kembali di tempat lain untuk berhubungan seks setiap tiga puluh lima hari. Hal tersebut mereka lakukan selama tujuh kali berturut-turut untuk menyelesaikan ritual.
Jika sudah berhasil lalu melakukan selamatan dan syukuran di Gunung Kemukus. Namun, ritual ini tak bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai weton ganjil.