Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Insiden getir 31 Mei 2002 mempertahankan Lambau, secuil surga bagi kehidupan alam dan manusia di Lemah Tanjung, menjadi titik awal bagi Damayanti, seorang mahasiswi yang merasa sangat terhubung dengan alam, untuk benar-benar menerjunkan diri sepenuhnya di dunia gerakan perlindungan alam. Begitu pula Bima, jurnalis kampus yang juga terlibat dalam insiden tersebut akhirnya memutuskan untuk menjadi jurnalis lingkungan.
Tak seperti yang diyakini Damayanti, kenyataan sangatlah berbeda. Tipu muslihat dan konspirasi menggerogoti kemurnian pergerakan yang ia ikuti. Hati dan jiwa Damayanti terkoyak.
Sepuluh tahun kemudian, Damar, seorang pemuda belia yang sedang di puncak kesenangannya mendapatkan pekerjaan yang diimpikan, harus bekerja dengan Damayanti. Ditengah-tengah kesulitannya beradaptasi dengan Damayanti, Damar terseret kedalam masalah besar. Penyelundupan Lutung Jawa ternyata melibatkan orang-orang di tempatnya bekerja.
Pertarungan mempertahankan idealisme menjadi pahit dan suram. Nyawa pun menjadi taruhannya. Akankah Damar bisa lepas dari pusaran masalah? Bagaimana nasib Damayanti dan Bima?