Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Wiwin (30) memutuskan pulang ke kota kecil tanah kelahirannya di daerah Jawa Tengah setelah sepuluh tahun lebih pergi meninggalkan kampung halaman. Wiwin merantau ke Jakarta, meneruskan sekolah hingga menikah di sana. Wiwin juga sudah bekerja menjadi guru di sebuah SMP swasta. Wiwin jarang pulang ke rumah masa kecilnya, karena trauma oleh kejadian buruk yang dialaminya. Kepergiannya ke Jakarta untuk mengubur kenangan buruk itu. Namun sekarang Wiwin dipaksa keadaan pulang ke kampung halaman. Dia ingin merawat Yanti (55) ibunya yang sudah tua dan sakit. Yanti tinggal sendirian di rumah, karena ketiga anaknya tinggal terpisah jauh. Firda, adik Wiwin yang menikah dengan anggota TNI tinggal di Palembang, sedang si bungsu Danar kerja di sebuah pertambangan daerah Kalimantan Tengah. Kedua adik Wiwin tak bisa pulang mengurus sang Ibu. Hanya Wiwin yang bisa.
Meskipun agak berat karena masih terbayang oleh kenangan buruk, Wiwin menguatkan hatinya pulang mengurus sang ibu. Hamdan (35), suaminya yang bekerja di bengkel mobil di Jakarta, mengalah mengikuti istrinya. Hamdan kemudian buka bengkel kecil di pinggir jalan dekat rumah. Mereka baru punya anak satu perempuan, Nasya (7). Kehidupan rumah tangga Wiwin dan Hamdan harmonis. Tadinya Wiwin bingung mau kerja apa setiba di kampung halaman. Seorang sahabatnya sewaktu SMP menawari Wiwin melamar jadi guru di SMP Bhakti Nusa, sekolah tempatnya menuntut ilmu. Sebenarnya Wiwin sempat ragu untuk mengajar ke SMP tempatnya dulu bersekolah itu karena punya kenangan buruk di sana. Tapi dia akhirnya bersedia karena terpanggil untuk membenahi pendidikan di sekolah itu. Wiwin mendengar kabar sekolah itu mendapat cap negatif dari masyarakat. Selain itu Wiwin juga ingin menguak misteri di balik peristiwa buruk yang dialaminya dulu.