Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Junet mengipas wajahnya dengan kedua tangan seraya menatap ke arah jalanan yang kosong lalu melirik sebentar ke arah Ibrani yang sedang menangis atau lebih tepatnya pura-pura menangis karena sama sekali tidak mengeluarkan air mata.
"Sudah belum?" Tanya Junet. "Huhuhuhu...." Ibrani yang sejak tadi menangis mendadak terhenti. "Sudah." Jawabnya. "Yuk, jalan lagi." "Iya." Seolah lupa dirinya sudah menghabiskan waktu banyak untuk mengharapkan iba dengan cara berpura-pura menangis, Ibrani langsung jalan kembali mengikuti Junet yang ada di depannya menyurusuri pinggir jalan ibu kota sambil memeluk mainan.
Sebenarnya bukan Ibrani tak merasa sedih ataupun takut dengan keadaannya sekarang terlebih dirinya hampir terjebak di tengah kobaran api dan carut marut massa yang mengamuk.
Pengalamannya berhasil selamat dari sebuah hal serupa kiamat membuatnya juga merasa senang karena masih diberi kesempatan Tuhan menghirup napas lagi.