Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Semenjak pengumuman susunan kabinet pemerintahan baru dari presiden terpilih, situasi kantor bergejolak akibat adanya isu pemisahan salah satu unit organisasi, Direktorat Jenderal Perencanaan Wilayah, dari Kementerian Infrastruktur untuk menjadi kementerian tersendiri.
Sebagai kepala kepegawaian, Christie terjepit di tengah-tengah antara para pegawai akar rumput yang menolak dipindah dan pejabat-pejabat yang memiliki kepentingannya sendiri. Situasi kian runyam ketika Fitra, salah seorang staf andalannya yang sedang menjalani masa tugas belajar di Bandung, mengancam akan mengundurkan diri. Perang dingin pun terjadi antara Christie dan Fitra.
Berbulan-bulan putus kontak, keduanya kembali dipertemukan ketika Christie mendapat tugas ke Bandung. Perjalanan dinas yang harusnya sehari malah berlanjut ketika Christie kembali mendapat tugas mendadak ke Yogyakarta untuk mendampingi salah satu pejabat tinggi dalam mengikuti rangkaian rapat kerja kabinet. Rapat yang riuh mengundang banyak wartawan akhirnya membuat Christie kehabisan tiket. Walhasil, mau tidak mau Christie harus menumpang mobil Fitra yang juga akan ke Yogyakarta, ditemani Gya, sahabat lama mereka yang ditempatkan di lain unit organisasi.
Seharusnya, perjalanan dari Bandung ke Yogyakarta cukup ditempuh dalam waktu satu hari. Hanya saja, berbagai peristiwa malah membuat perjalanan molor hingga berhari-hari. Keadaan semakin tegang dengan adanya pemberitaan mengenai aksi teror oleh kelompok radikal yang beritanya terus-menerus terdengar di sepanjang perjalanan. Pemberitaan yang awalnya hanya ada di kanal-kanal berita lama-lama bersinggungan juga dengan ketiganya di dunia nyata ... dan mengancam keselamatan mereka.
Akankah ketiganya tiba dengan selamat di Yogyakarta? Mampukah perjalanan itu mencairkan kebekuan di hati Christie dan Fitra? Bagaimana juga dengan nasib keduanya seiring dengan isu mutasi yang semakin lama semakin mendekati kenyataan? Dan ada apa sebenarnya di balik polemik reorganisasi, yang ternyata melibatkan berbagai kelindan termasuk orang-orang yang memegang posisi penting di pemerintahan?
Hmm... nyaris speechless. Novel ini mengajak pembacanya untuk menyelami dunia birokrasi dengan latar cerita yang seru dan menegangkan, sambil mengeksplorasi emosi terdalam karakter-karakternya, karena penulis membuat narasi yang detail, yang saya tangkap sebagai penggambaran dunia birokrasi yang penuh krisis dan ancaman. Soal riset, saya yakin penulis mumpuni mengenai persoalan kebijakan dan drama-dramanya. Soal bagaimana novel ini menggambarkan kisah nyata, pun demikian, pembaca seolah dibuka matanya, bahwa menjadi seorang abdi negara juga seperti lazimnya profesi pekerjaan lain, punya sisi gelap dan rapuh. Kalau daging steak, ini well done. Tabik!
Sungguh berharap cerita ini bisa menjadi semacam mini seri di tv, demi mencapai lingkar pemirsa yg lebih luas, dan memberi insight kalau personel di balik meja pelayanan publik juga memiliki cerita, seperti manusia yg lainnya. " Aparat juga manusia, punya rasa, punya hati! Jangan samakan dengan ..." Aeh malah nyanyi. 😂. Harapan besar juga ketika berhasil tembus program tv, semoga bisa membangun paradigma baru tontonan bangsa.