Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Tahun ajaran baru telah tiba. â—‹Padang, 02 juli 2020 di SMA NUSANTARA. Sekolah yang terkenal dengan pohon pucuk merah di setiap tepi dinding sekolahnya. Seluruh siswa dan siswi duduk di bawah pohon pucuk merah tersebut, yang tingginya hampir 3 meter itu. Banyak siswa/siswi bercanda gurau dan tertawa bahagia di bawah pohon yang sudah menunjukkan warna merah di ujung daunnya.
Di pohon yang paling besar ada seorang gadis kecil berwajah imut khas gadis lokal. Memiliki lesung pipi di dekat bibirnya. Dengan warna kulit putih bersih. Rambutnya yang di ikat seadanya sehingga ada anak-anak rambutnya yang berterbangan sembarangan. Rambut hitam dan Ikal di ujung rambutnya.
Matanya terlihat fokus memegang sebuah buku. Dia memilih untuk duduk di sebuah pohon pucuk merah terbesar di sana matanya terlihat fokus memperhatikan setiap kata yang tertera di dalam buku itu. Kemudian 2 orang remaja pria dan 1 remaja putri menghampirinya.
"Hei dari jauh diperhatikan kamu terlihat fokus sekali. Baca apaan tuh? " menyapa dengan menepuk pundak gadis itu. Gadis itu pun menoleh ke sampingnya. Awalnya gadis itu terkejut namun sedetik kemudian dia tersenyum.
" Tidak ada. Cuman baca novel saja. " balas gadis itu lalu menutup buku novelnya. Seorang pria yang juga ada di sana pun mendekat. Memilih duduk di depan para gadis.
" Oh iya, Rin. 3 minggu lagi adalah pemilihan anggota osis baru. Bagaimana kalah kita lakukan persiapannya sekarang? " tanya sahabat laki-laki. Menatap semua temannya yang ada di sana.
"Boleh. Kalau begitu kita akan berkumpul di tempat biasa besok, bagaimana? " tanya Rindu.
"Baiklah. Besok kita akan menyiapkan semuanya. " balas laki-laki itu.
"Makasih ya. Sudah membantu. " ucap Rindu.
Pria itu melambaikan tangannya tanda bahwa apa yang dia lakukan bukanlah apa-apa. "Santai aja, Rin. Ini kan tugas kita. Iya kan, bro? " tanyanya kepada teman pria di sampingnya. Menyenggol bahu pria di sampingnya yang terlihat sedang termenung.
"Eh, iya. " jawab pria yang di senggol tadi.
" Yaudah. Kalau begitu kita ke kelas yuk. Aku ada tugas nih. " jawab Karina, teman Rindu.
Ya, dia adalah Rindu Koto. Anak dari Suarlis dan Mariani. Keluarga asli dari negeri Minangkabau. Daerah yang terkenal dengan masakan rendangnya itu. Gadis dengan wajah imutnya. Berasal dari keluarga datuk di daerahnya. Berasal dari keluarga yang cukup di segani di daerahnya. Memiliki 3 kakak laki-laki yang sudah menjunjung tinggi nama keluarga. Rindu adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Kehadirannya membawa pengaruh cukup besar di dalam keluarganya tersebut. Sebelumnya, ibu Rindu tidak menyangka akan melahirkan bayi perempuan yang sudah di nanti-nanti dalam kekuarga itu. Apalagi jarak kehamilan sang ibu terpaut cukup jauh dari para abangnya. Membuat rindu sangat di cintai di dalam keluarganya. Para abang selalu memanjakannya. Memberikan segala keinginan sang adik. Tapi, Rindu tidak semena-mena dengan kasih sayang yang dia terima dari keluarganya itu. Rindu selalu dengan prisipnya. Tidak ingin membuat dirinya terlena dengan apa yang dia dapatkan dari abangnya. Rindu tetap dengan prinsipnya yaitu menjadi gadis mandiri dan bisa menjadi anak yang dibanggakan seperti abang -abangnya. Semua itu dapat Rindu buktikan dengan menjadi siswa berprestasi di sekolahnya. Mengikuti organisasi yang bisa menambah pengalamannya saat dia bekerja nanti. Rindu berjabat sebagai wakil ketua osis di sekolahnya. Di waktu sengganganya Rindu menyempatkan diri dalam misi ke sosialan di daerahnya. . . . . To Be Continue