Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Di sekolah barunya, dada Ilkin bergejolak melihat para pemuda bergelantungan dan terjun belasan meter dari lantai dua. Tekatnya untuk bergabung dengan para "Pemuda Alam" kian kuat, saat sang guru geografi membakar semangat para murid di kelas untuk belajar pada peristiwa-peristiwa alam. Terjun ke dalam organisasi Pemuda Alam, Ilkin semakin mencintai kegiatan pendakian. Ucup, salah satu pentolan Pemuda Alam penggemblengnya itu menginspirasi Ilkin untuk mendaki atap-atap tertinggi dunia. Menggapai puncak dunia itupun menjadi hasrat besar Ilkin, meski ia sendiri tak mengerti, jalan apa yang harus ditempuhnya.
Di sekolah, Ilkin mengenal Eria. Ilkin semangat untuk memperlihatkan indahnya panorama alam kepadanya. Untuk itu, Ilkin belajar fotografi secara otodidak, dan menghadiahkan foto-foto petualangannya pada Eria.
Saat di bangku kuliah, semangat untuk belajar dunia foto membawa Ilkin untuk bergabung dengan organisasi penggemar fotografi. Di organisasi itu pula ia mengenal Orlan, pemuda dingin dengan intelektualitas seni yang tinggi. Orlan terseret ke dalam petualangan Ilkin.
Suatu ketika, Orlan dan Ilkin menjadi panitia toekang sodrek pada Festival Malang Tempo Doeloe. Saat mereka menyusuri festival itu, mereka berhenti pada kios buku loak yang dikerumuni pengunjung. Di situ pulalah Ilkin menemukan buku pelajaran bahasa Rusia. Ilkin hendak membelinya, tapi tak punya cukup uang. Iapun pergi dari kios itu dengan lesu, karena teringat, dari buku itulah mungkin terbuka jalan untuk menggapai salah satu puncak tertinggi benua Eropa, Elbrus.
Namun, tak disangka, Orlan membelikan buku itu untuk sahabatnya, Ilkin. Ilkin sangat gembira, iapun bersemangat untuk mempelajari bahasa Rusia secara otodidak. Akankah buku itu dapat membawa Ilkin ke puncak dunia?
Info: Novel diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh penulis. Foto cover adalah foto asli penulis yang sejalan dengan cerita di dalam novel.
(edisi ralat). Mengangkat kisah pemimpi yang bukan berasal dari golongan gedongan, luar negeri (Rusia), dunia fotografi serta kedirgantaraan, apalagi kalau bukan tema-tema yang disukai penerbit buku. Apalagi ini kisah sejati penulisnya yang dinovelisasikan. Paket lengkap. Dalam peryaan pembacaan saya, terasa narasi berjalan seperti meragu di awal-awal bab, cerita ini akhirnya menemukan poros ceritanya yang licin menjelang setengah cerita sampai akhir dengan landasan cerita yang kaya inspirasi. Bagi yang belum mampir bacalah, mumpung masih gratis. Sempatkanlah menikmati kisah pemimpi ini, sebelum di-take-down karena pinangan penerbit buku.