Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Aku, namaku, Pandong dan aku punya satu pengakuan.
Harus kuakui bahwa aku adalah seorang pengagum hal-hal yang berbau kertas. Dan perihal berbau kertas itu, aku dapat menemukannya pada tumpukan buku, pepohonan, pulpen bekas jamahan catatan lusuh, surat-surat romansa buat kekasih, puisi jenaka, cerita karangan pendek, khayalan, catatan panjang, dan koran-koran bekas. Juga pada pipi, bibir, tubuh milik Sang Dara Agung dan dinding-dinding kamarku sendiri.
Kertas, aku rasa adalah hasil penemuan terbaik yang pernah dicapai umat manusia; sebuah kemashyuran tiada tara. Tanpa tanding. Sungguh, tiada tandingnya.
Salam juga patut disampaikan untukmu, Sang Dara Agung, dari aku—seorang yang dulu pernah menjadi asing—yang kini takut pada kematian.
Dan untuk itulah, karena aku seorang yang mengagumi hal-hal yang berbau kertas, maka atas izin Yang Maha Kuasa aku akan tuliskan satu catatan yang lebih panjang lagi, yang datang dari suatu masa indah di usia mudaku.
Sebuah masa di mana aku, adat, tradisi, ilmu pengetahuan, penemuan, cinta, perempuan muda berdarah agung, tragedi, kepergian, kehilangan, dan orang asing, berjumpa, berkanjang, berkumpul menjadi satu di Lamba-tanah kelahiranku.
Kisah ini terjadi ketika usiaku masih dua puluh satu tahun.