Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Nyatanya pesona buku masih kerap dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk pencitraan. Harus diakui, sejarah mencatat tak ada tokoh besar yang hidupnya jauh dari buku. Maka muncul pemahaman, cara termudah agar seseorang dianggap berkelas adalah memberi label diri dan membuat kesan jika orang itu dekat dengan buku. Memiliki ruang khusus dengan rak mengelilingi seluruh dinding yang dipenuhi dengan buku adalah syarat mutlak, tak penting perkara membaca buku-buku di sana atau tidak. Cara itu dipilih ayah Onar yang merupakan seorang wakil walikota. Keresahan Onar perihal buku pun nyatanya juga ia rasakan ketika dalam sebuah pelarian, menghindar dari kasus receh. Kampung Inggris menjadi tujuan, tempat yang sebelumnya Onar kira merupakan wilayah terpencil dan dapat memberi ketenangan, ternyata jauh berbeda ketika ia sampai di sana. Hampir semua orang dari pelosok negeri dapat dijumpai di Kampung Inggris untuk belajar bahasa asing, tak sedikit pula pelajar yang datang dari beberapa negara di Asia Tenggara. Kawasan dengan perkembangan pesat baik infrastruktur dan ekonomi.
Onar tidak pernah menyangka bahwa pelariannya di Kampung Inggris bakal diwarnai banyak hal. Anak wakil walikota itu menemukan fenomena-fenomena yang terjadi di Kampung Inggris dan mungkin tak banyak diketahui orang-orang di luar sana. Konflik sosial, ketimpangan ekonomi, dan penggerebekan toko buku. Onar yang mau tak mau harus menyaksikannya, tidak sudi tinggal diam. Rasa penasaran Onar atas semua itu menjadi alasannya memulai petualangan. Dan, seperti biasa, sebagai don juan, Onar pun tak lepas dari jerat asmara yang tumbuh di tempat pelariannya itu.