Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ini tentang Aira, gadis yang membenci hujan. Baginya hujan bukanlah hal romantis seperti yang orang-orang katakan.
Hujan bukan membawa rindu, juga bukan membalut luka. Hujan itu hanyalah ribuan tetesan air yang tidak akan pernah bisa membalut luka. Justru luka akan terasa makin perih saat terkena rintikan nya.
"Tidak ada yang istimewa dari hujan, Aira benci hujan."
Itu yang sering ia ucapkan saat rinai mulai membasahi bumi.
Tidak ada rumah untuk kembali, satu-satunya alasan Aira bertahan adalah Airin, yang berpesan sebelum ia tiada.
"Aira harus janji sama kakak, untuk selalu sayang sama ayah dan bunda. Jangan jadi seperti kakak! Aira harus bahagia."
Pesan terakhir Airin sebelum ia meninggal secara misterius, antara bunuh diri atau dibunuh oleh orang lain.
"Kami nggak Sudi punya anak seorang pembunuh!" _Mario.
Cukup! Bukankah Aira adalah putri mereka? Kenapa mereka justru membenci Aira? Dan mengatakan Aira adalah seorang pembunuh?
"Aira bukan pembunuh."
Itu yang selalu Aira tekankan saat Mario dan Ramona menghakiminya tanpa rasa iba.