Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Malam itu deva pulang dengan terburu-buru. Mulutnya terus mencoba melantukan ayat-ayat suci yang ia ketahui. Berharap rasa merinding dan juga wangi melati yang sedari tadi ia rasakan segera menghilang.
Ucil sang adik sudah menunggu kakanya di depan rumah. Ia membawa seember kecil berisi air. Tatapannya tajam ke arah sudut gang yang akan dilalui oleh Deva.
"Stop mas!" perintah Ucil ketika Deva sampai dirumah. Matanya melirik tajam ke arah belakang Deva. "Mas jangan masuk dulu, nih wudhu."
Timbul pertanyaan dalam benak Deva tentang bagaimana adiknya bisa tau tentang apa yang baru saja ia alami.
"Kan Dede udah bilang. Buka mata batin itu bahaya. kalo udah gini, Dede juga yang repot" "Ya mana Mas tau kalau bisa sampai kaya gini Cil?" "Lewat kuburan aja ga berani, malah gaya gayaan pengen liat, wu..."