Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ethan Adrian bertemu dengan seorang gadis yang membawanya pada dunia penuh tanya.
Pertemuan mereka diawali dengan aksi percobaan bunuh diri sang gadis. Ethan menyelamatkannya. Gadis itu tertawa, mengungkapkan kalau ia hanya bercanda dan pergi begitu saja. Meninggalkan tanda tanya yang besar bagi Ethan.
Gadis itu lagi-lagi datang dengan cara penuh misteri. Selalu membuat Ethan terkejut. Lalu jatuh Cinta. Sama seperti ia datang, begitu pula ia pergi.
Lalu, ia tak pernah datang lagi.
Ethan harus mencarinya.
***
"Namaku Leena, jika kau ingin tahu."
"Heuh?"
Dia berucap. Tiba-tiba. Memecah lamunanku. Aku mengedipkan mata. Memandang ke belakang, ke kiri dan kanan. Hanya ada seorang ibu yang menggandeng anak. Posisinya jauh. Juga paman yang sedang kepanasan sambil meminum air mineral dalam kemasan botol.
"Aku sedang bicara padamu," ucapnya lagi. Sepertinya dia melihat aku bingung.
"Aku?" kutunjuk hidungku. Ia tak membuka masker. Hanya menatap dengan mata cokelat terang. Apa dia menyadari kalau aku sudah memperhatikannya cukup lama?
"Namaku Leena. Dengan dua huruf e, dibaca Li-na." Matanya tersenyum. "Umurku dua puluh tiga tahun, aku pekerja kantoran biasa, kau tahu? Administrasi dan semacamnya. Minuman kesukaanku green tea dicampur madu. Aku juga suka biskuit gandum." Matanya mengecil lagi, menyipit. "Hmmm. Rasanya enak jika dipadukan bersama. Itu sarapanku tadi pagi."
Aku mengernyit. Memandang heran. Untuk apa dia memberitahu terlalu banyak informasi pada orang yang bahkan tidak dikenalinya, aku.
"Hei! Ingat wajahku, ya?" Ia tiba-tiba menurunkan masker. Sudah kuduga. Cantik. Natural dengan hidung dan bibir mungil. Aku tertegun sedikit. Dia sangat manis. Punya daya tarik agar dipandang lama, tapi, tidak sopan bagiku jika terlalu lama menatap. "Itu saja. Kalau kau ingin tahu. Kalau tidak, yah, setidaknya kau tetap akan mengingatku, kan?"
"Heh?" Dia membuatku bingung. Aku paham. Tapi ...? Bukankah ini aneh? Maksudku, dia orang asing.
Ia tersenyum manis. Senyuman paling manis yang pernah kulihat. Lalu beberapa detik kemudian. Ia berpaling lagi. Sebuah mobil besar melaju dengan cepat dari arah kanan.
"Nah, sepertinya mobil ini yang cocok untuk menjemputku. Bye! Pria asing!" Mataku langsung membulat. Dia, gadis itu, siapa namanya tadi? Leena? Dia berlari ke tengah jalan. Tanpa beban, menatap mobil itu seperti busa lembut yang akan menyambar saja.