Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Di saat para pejuang lainnya dipeluk oleh kedalaman samudera, atau menyepi di dasar sumur dan jurang tanpa pijar cahaya ... kau justru tertidur di sini selamanya dalam belenggu api yang membara."
Di perjumpaan kita kali ini, agaknya semesta merasakan kepiluan yang sama. Karena semenjak kedua kakiku yang lunglai ini mulai melangkah tuk memasuki jenggala yang terasingkan, jumantara pun turut menangis pedih.
Dari lindap kelabu yang mengusir keindahan lembayung jingga, ia mulai menjatuhkan air matanya ke atas bentala, membasuh bekas-bekas rudira yang membaur bersama pekatnya jelaga.
Pair jantungku mulai berdebam keras, di kala netraku yang serupa elegi menatap sebuah pemandangan yang menimbulkan pengap di dada; Sebuah reruntuhan gubuk yang tak berbentuk lagi, ia runtuh bersamamu dan rekan-rekan seperjuanganmu dalam kobaran api yang merampas nyawa.
Di bawah sandyakala yang menghampar dengan indahnya, daku bisa melihat dengan jelas sisa-sisa pembakaran yang memberangus ragamu. Jejak kebengisan para manusia tanpa sanubari itu masih tergambar nyata dari serpihan puing kayu dan batu-bata yang berhasil lolos dari lalap api.
Bahkan abu dari tubuhmu yang terbelenggu oleh bara api mungkin masih mengendap dan tertinggal di bawah sini, jika itu terjadi ... Maaf, aku tidak bisa membawamu pulang secara utuh tuk berjumpa dengan bapak dan ibu.