Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Setelah kepergian ayahnya saat ia berusia 5 tahun. Lana, segera meninggalkan mimpi yang dipasrahkan padanya dari sang ayah. Berkat bujukan dari kakak sepupunya, Lucia. Lana akhirnya mampu bangkit dari kegelapan hati tak berujung. Dia memiliki mimpi dan misi yang baru. Dia pergi ke kampung halaman sang ayah, demi mencapai mimpi baru tersebut.
12 tahun kemudian. Kini Lana menapaki jalan barunya, di salah satu sekolah swasta yang selalu mencetak para alumninya menjadi atlet nasional. Sebagai siswa khusus, Lana bebas memasuki kelas apa saja demi memilah permata kasar. Permata yang nantinya akan membawa nama bangsa di kaca internasional.
Namun seiring pencariannya. Lana mengalami beberapa hambatan. Billy sang kapten tim basket yang digadang-gadang akan menjadi atlet basket U-17 terbaik. Dia mengalami cidera kaki yang tidak memungkinkan lagi untuk digunakan berlari maupun berolahraga. Juga ada Swastika, seorang junior yang tidak memiliki lengan kanan dan terpaksa memakai tangan palsu.
Lana yakin jika semua pasti memiliki jalan. Dengan melatih mental secara intens. Lana meyakinkan bahwa mereka berdua masih bisa memiliki mimpi pada bidang olahraga. Hanya saja pada jalur yang berbeda dibandingkan dengan orang biasa. Yaitu jalur dunia paralimpyc, olimpiade khusus bagi penyandang disabilitas.