Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Hana, Tini, Safitri, Tian dan Ami berteman sejak di bangku SMA. Mereka sangat dekat, bermain dan sering gila bersama. Hana adalah gadis yang berasal dari keluarga serba kekurangan. Dia sangat bahagia menjadi salah satu bagian dari teman Tini dan lainnya. Gaul, cantik dan berkelas.
Hana merasa beruntung berteman dengan mereka. Sudah layaknya keluarga sendiri, setiap kali Hana menginap di rumah salah satu temannya ia akan bersikap layaknya rumah sendiri. Menyapu, memasak dan dekat dengan semua anggota keluarga teman-teman. Bahkan pernah dijodohkan dengan Beni-- kakak dari Tini.
Bertepatan saat hari idul Fitri, Bu Sarah-- ibu dari Tini meninggal. Hari yang seharusnya disambut dengan suka cita menjadi duka cita. Permintaan terakhir pada Hana adalah meminta dibuatkan kue untuk lebaran. Hari itu di saat ramai orang datang untuk melayat, Hana datang dengan menenteng kue untuk Tini dan keluarga.
Tangis pecah saat Hana menyerahkan kue itu pada Ayah Edi--ayahnya Tini di depan jasad Bu Sarah. Kenangan yang tidak pernah terlupa. Sayang semua berubah, saat mereka tamat sekolah dan hidup masing-masing. Mereka masih menyempatkan bertemu di sela-sela kehidupan masing-masing. Setiap kali Hana gajian dia akan mentraktir semua temannya.
Dia bahkan menyempatkan pulang setiap kali salah satu temannya menikah. Begitu juga sebaliknya, sayang di saat ayah dari Hana meninggal, satupun tidak ada yang datang. Dihari ke 3 kematian sang Ayah, barulah 2 orang sahabatnya datang. Hana merasa sendiri, kemana mereka saat ia membutuhkan kekuatan?
Bersyukur masih ada 1 teman yang peduli. Dia bukan sahabat Hana sejak SMA, tapi teman ketika di bangku kuliah. Ika namanya ... Gadis itu datang jauh-jauh dari kota hanya untuk menguatkan Hana. Berbeda dengan mereka yang Hana sebuat sebagai teman. Mereka dekat, satu kota, tapi hanya 2 yang menunjukkan rasa simpatinya.