Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Kamu itu memang enggak bisa buat Mama bangga sebentar aja, kenapa sih kamu harus peringkat dua? Selalu saja peringkat dua! Enggak pernah jadi yang pertama!" "Kamu hanya selalu janji pada Mama, tapi tidak pernah membuktikannya." "Kamu harus dihukum!" ~~~~~~~~ Tari kembali terbayang-bayang dengan masa lalu yang tidak ingin ia ingat. Sejak kepergian Papanya, Mama tari selalu menekankan dirinya menjadi anak yang pintar dan sempurna dalam segala hal. Sehingga, ia merasa Mamanya menekan dirinya dan tidak pernah menyayanginya. Lalu, ia berusaha mencari cinta di luar rumah. Namun, terkadang ia juga tidak diterima oleh orang-orang disekitarnya.
Saat remaja, ia menyukai salah satu teman sekolahnya. Saat itu, mereka bertemu untuk pertama kalinya, ia dibantu beristirahat ketika tubuhnya sudah tidak kuat berdiri pada upacara hari pertama di sekolahnya. Nama temannya adalah Kevin. Ia merasa Kevin adalah orang baik dan ia kembali ingin menerima cinta dari seseorang. Ia pun, berusaha mendapatkan hati Kevin. Namun, ternyata Kevin tidak sebaik yang ia pikirkan. Kevin memberikan ucapan kebencian padanya yang meninggalkan trauma berat. Ucapan Kevin, mengingatkan dirinya terhadap rasa tidak dicintai dan tidak pantas hidup, sejak kepergian Papanya.
Setelah lulus SMA, Tari pun meninggalkan seluruh kesedihan dan traumanya di Yogyakarta. Ia meneruskan pendidikannya di Makassar, kota yang asing baginya.
Mampukah Tari melalui hidupnya yang baru? Lalu kembali ke Yogya untuk berdamai dengan segala trauma yang ia tinggalkan.