Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Radana adalah remaja laki-laki berusia 17 tahun. Dia berupaya melarikan diri dari dusunnya karena dipaksa menikah dengan Kepala Dusun yang seorang perempuan berumur 60 tahun, yakni Nek Jasingah. Namun, usahanya itu sulit dicapai karena lari dari perintah orang tua dianggap kedurhakaan, sementara tak patuh pada adat sama saja tidak mematuhi Tuhan, sehingga dia terus dijaga bapaknya dan perangkat dusun demi terhindar dari malapetaka yang dipercaya akan terjadi pada keluarganya jika seseorang melanggar aturan turun-temurun nenek moyang: Perjanjian Adat. Bagi Radana, menikahi Nek Jasingah sama saja memasuki neraka. Akan tetapi, bagi semua orang, menjadi suami Nek Jasingah adalah suatu kehormatan paling agung; menjadi bagian dari keluarga Kepala Dusun yang dianggap keturunan langsung leluhur adalah kemuliaan tertinggi.
Ini kisah remaja laki-laki yang menjadi korban kekerasan seksual oleh pelaku yang seorang perempuan tua dan punya kekuasaan. Ini juga kisah seorang perempuan yang diperkosa selama bertahun-tahun oleh suaminya. Keduanya tidak punya kuasa atas jiwa dan raga mereka sendiri. ***