Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Mila, santri kesayangan Bu Nyai yang sudah berusia 32 tahun diminta untuk menikah dengan Fadhil, salah satu ustadz yang juga disayangi Bu Nyai Fatim. Pernikahan itu bukan pernikahan biasa. Bu Nyai ingin keduanya bisa menjadi penerus cita-cita perjuangan Abah Yai, untuk membuka pesantren di Gunung Kidul. Sebagai seorang santri, Mila hanya bisa menurut. Bahkan, meski sebenarnya ia lama menyembunyikan perasaan pada Kang Mujab, lelaki sederhana yang sering memberikan pertolongan-pertolongan kecil, sebab ia tahu Mila adalah kesayangan Bu Nyai. Setiap Bu Nyai bepergian, beliau selalu menyertakan Mila. Bahkan, meski sudah memiliki menantu perempuan, Bu Nyai tetap saja mengajak Mila menyertai dirinya.
Meski Kang Mujab adalah abdi sekaligus ustadz dan seringkali menggantikan Abah Yai untuk mengimami shalat berjamaah, namun Bu Nyai tak berkenan menjodohkannya dengan Mila. Pernikahan pun tetap berjalan. Hingga pada suatu ketika, Mila terjebak pada dilema penawaran suaminya untuk menikah lagi. Seharusnya, Mila bisa menceritakan kegundahannya kepada Bu Nyai. Tapi, kondisi kesehatan Bu Nyai yang semakin menurun membuat Mila tidak tega. Akankah Mila mengizinkan suaminya menikah lagi?
Di sisi lain, Kang Mujab masih memberikan perhatian-perhatian kecil pada dirinya. Mila masih merasakan debar rasa cinta pada lelaki lembut itu. Namun, kini ia adalah seorang istri. Ia juga digadang menjadi 'Ibu' di pesantren baru yang mulai dibangun. Jadi, ia harus menepikan rindu dan rasa kagumnya pada lelaki yang selalu mampu menciptakan hangat di hatinya.
Sepeninggal Bu Nyai, suaminya semakin serius menginginkan sebuah pernikahan baru. Di sisi lain, Mila tak bisa membayangkan memiliki madu. Meski ia tak begitu mencintai suaminya, tapi bukankah rasa cemburu akan tetap ada? Bagaimana Mila mempertahankan dirinya? Apakah ia mampu menderas rindu di antara derasan ayat-ayat Quran yang sudah mendarah daging dalam dirinya?