Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Junit sedang melamunkan Iqra`. Tiba-tiba Brakodin bercerita bahwa Mbah Markesot akhir bulan kemarin dihubungi oleh seorang koordinator menteri untuk bertemu bertiga dengan Presiden. "Waduh," kata Junit spontan. "Kok waduh. Kenapa?" Brakodin bertanya. "Ya jangan sampailah, Pakde," jawab Junit. "Kenapa? Siapa tahu diajak fa ashlihu." [1] (QS Al-Hujurat: 9) "Saya tidak tega nanti fitnahnya luar biasa banyak. Indonesia sedang gaduh dengan permusuhan. Riuh rendah oleh kebencian. Pemerintah salah satu di antara yang membenci dan bermusuhan. Kalau Mbah Sot ketemu Presiden, nanti memunculkan kesimpulan umum bahwa Mbah Sot mendukung salah satu pihak. Memang tidak akan di-bully habis di media sosial sampai di warung-warung. Namun, itu menyakiti hati pihak lain yang berseberangan dengan pemerintah. Jangan lupa juga, Pakde, saya bisa bertengkar dengan Jitul, Toling, atau Seger. Perpecahan akan tambah kepingan-kepingannya . . . ."