Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kata orang, terlahir sebagai orang kaya itu sebuah anugerah. Hidup akan menjadi lebih mudah ketika memiliki banyak harta. Segala halpun bisa digenggam bila menyandang tahta. Namun di sisi lain, kekayaan dapat pula diartikan sebagai sebuah petaka. The power of money, merupakan kekuatan terbesar di dunia. Sehingga banyak dari manusia di muka bumi ini yang berlomba meraihnya, mengejar mati - matian, hingga mempertaruhkan jiwa raga hanya demi lembaran kertas bernominal. Ironi memang, tapi begitulah kenyataan pahitnya.
Seperti yang dialami Aksa, pria yang baru masuk kuliah kedokteran itu merasakan kepedihan dibalik karunia yang melekat pada dirinya. Terlahir sebagai anak bungsu pemilik perusahaan media raksasa di Asia, MAC Group, tak lantas menjamin kebahagiaan Aksa. Dia menerima perundungan dari kedua kakak tirinya sejak kecil. Dia merasakan sakitnya kehilangan sosok ibu saat ia beranjak remaja. Dan baru - baru ini, dia juga harus menghadapi sengketa wasiat sepeninggal sang ayah.
Mahawirya, konglomerat yang meninggal karena overdosis obat tidur, menyerahkan seluruh kekayaannya hanya kepada Aksa. Jelas perkara tersebut menimbulkan polemik dalam keluarga. Saudara tiri Aksa tidak terima dan mulai memperebutkannya. Semua upaya mereka kerahkan untuk mengambil paksa warisan, bagaimanapun caranya.
Sedangkan Aksa, tidak peduli sama sekali terhadap kepentingan yang mereka persoalkan. Dia justru sibuk menguak tabir kematian ayahnya yang terasa janggal. Aksa percaya, pria enam puluh sembilan tahun itu bukan mati bunuh diri, tetapi dibunuh. Oleh sebab itulah, dia menyewa Mr. A, seorang detektif handal untuk membantunya mencari pelaku. Di antara orang - orang yang hadir di malam perayaan tahun baru, Aksa yakin salah satunya adalah dalang di balik pembunuhan Mahawirya.