Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Padahal, secara ilmu per medan elektromagnetik sebenarnya gelombang suara juga akan memantul jika ruangannya tertutup. Dan hanya sepersekian persen saja yang tembus dan sampai pada receiver (baca: telinga Ezki). Si bos lupa kali ya, kalau ruangannya pakai pintu dan pakai dinding kaca tembus pandang kayak kotak akuarium.
Bukan gue loh ya, yang ngatain si Boss kayak penghuni aquarium. Otak kalian aja tuh yang gampang berimajinasi!
Tanpa segan Pak Rizki menoyor kening gadis itu yang sontak membuat Ezki syok. Sejak kapan bosnya berdiri disitu?
"Aa-aa, Ampun Pak, iyaa, iyaa!!" ucap Ezki agak tersendat. Dan saking kagetnya sampai lupa melepas earphone yang kemudian membuatnya bersuara lantang dengan volume maksimal sampai-sampai Pak Rizki auto mundur selangkah.
"Ada apa, Pak?"
Dengan mata melotot, Pak Rizki pun menginstruksikan untuk melepas earphone yang masih menempel. "Lepas dulu tuh, sumpelan congek!"
"Oh, iya, maaf, Pak." dengan patuh Ezki segera melepas benda sialan yang tak seberapa harganya itu, tapi kalau hilang ya tetap Ezki cari sampai ke meja resepsionis. Hehe. Maklum. Biar kata barang ka-we (kualitas wuelek) tapi lumayan sangat membantu.
"Oke, saya sudah siap. Ada apa, Pak?!"
"Dari tadi saya panggil-panggil, sampai berbusa nih mulut!! Kamu congekan atau apa sih?" ceramah Pak Rizki kesal. "Besok-besok ke dokter telinga dulu sana, sebelum ke kantor!"
"Iya, Pak, maaf. Lagi seru dram-mm . . . ." buru-buru Ezki menutup mulutnya.
"Apa? Apa yang seru??!!" tanya bosnya lagi dengan suara tak kalah melejit dari sebelumnya.
"Ah, gak, Pak. Bapak ada apa?" tanya Ezki mengalihkan konsentrasi Pak Bos.
Pria itu menunjuk kabinet yang terletak dibelakang Ezki. "Itu, ordner nomor dua tiga sampai dua tujuh tolong kamu sortir, lalu ambil lembar pengesahan masing-masing file yang ada materainya saja. Terus di scan dan di buat rangkumannya! Jangan lupa email ke saya kalau sudah selesai!!"
Ezki melongo. Busyet, ini kerja apa dikerjain. Padahal Sudah jam berapa ini?!
"Kamu ngerti nggak! Kok malah bengong?" tanya bosnya lagi.
"Ngerti, Pak." Jawan Ezki lemas. Yah, gagal pulang cepat deh, ah! Padahal hari ini sudah berencana teng-go! Malam minggu ini, coy!!