Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Nada cinta melukis. Namun, dia terpaksa masuk SMA Pelita yang ekskul lukisnya nyaris bubar—anggotanya cuma satu, dikucilkan dan dibenci satu sekolahan pula. Itu karena cerita seram yang dikenal sebagai "kutukan ekskul lukis".
"Siapa pun yang wajahnya dilukis akan mati," begitulah bunyi kutukannya.
Sial bagi Nada, gosip tentangnya yang gabung ekskul lukis tiba-tiba menyebar dengan ganas. Bukannya bisa melukis, dia malah ikut dikucilkan, jadi bahan gibah, hingga nyaris dipalak.
Lalu, tanpa disangka, peristiwa mengejutkan terjadi. Dua orang siswi dikabarkan meninggal. Satu sekolah heboh. Apalagi saat ada postingan anonim yang membeberkan sebuah fakta: wajah dua siswi yang meninggal itu pernah dilukis.
Di tengah kehebohan itu, Nada melibatkan diri ke ambang bahaya gara-gara tahu kalau orang yang berharga baginya menjadi korban selanjutnya.
Dibantu Theo, cowok penyendiri yang diam-diam naksir dia, dan Wina, sahabatnya sejak SMP, Nada akan mengungkap dalang di balik kejahatan itu dan menyelamatkan korban berikutnya. Mampukah mereka?
Akhirnya tamat. Di sini, kita kayak, entahlah. Aku nggak kepikiran bakalan nebak-nebak pas baca. Penulisan juga rapi, ada sedikit yang mengganjal dan membuatnya seperti feel-nya hilang, yaitu kata 'banget' dalam narasi. Ke depannya mungkin bisa diganti dengan 'sekali', saran saja. Overall bagus ceritanya. Semangat.