Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Yoan Ries Haonaya. Penulis yang baru saja merayakan ulang tahun ke-15 ini telah menerbitkan novel kontroversial bertajuk 'Harum Bunga'. Sebuah novel yang diterbitkan menjelang akhir September 1992, dan kemudian dicabut paksa dari peredaran, tepat pada tiga bulan setelah diterbitkan secara independen. Otomatis pula, hak-hak gadis belia tersebut juga tercabut.
Dia dipenjara tanpa melalui proses persidangan. Senyuman dan beberapa kalung yang menjuntai di lehernya sangat khas dan ikonik. Penampilan seperti itu pula yang memenuhi Headline surat kabar pada awal tahun 1993, dengan tajuk tebal dan kapital 'KOMUNIS!'
Lima tahun setelah peristiwa itu terjadi, Yoan Ries Haonaya dan beberapa rekan ayahnya melakukan gugatan atas pencabutan hak gadis di bawah umur dan peredaran novel 'Harum Bunga' pada tahun 1992.
Validitas data dan keadaan negara yang sedang dalam masa transformasi, menjadikan proses gugatan berjalan sangat lancar. Hanya butuh waktu sekitar empat sampai lima bulan untuk perempuan itu memenangkan gugatannya.
Sebuah kemenangan yang seharusnya dirayakan oleh Gadis tersebut, ternyata masih belum bisa memberikan kepuasan.
Ya! Dendam sejarah takkan pernah bisa terbayar dengan legitimasi kemenangan di pengadilan semata. Yoan Ries Haonaya tiba-tiba lenyap dari lingkungan para kerabat. Dia memilih untuk jauh mengasingkan diri, menakar luka, duka, dan darah akibat siksaan yang di alami selama menjadi tahanan politik sebuah rezim.
Menimang dendam sejarah, untuk sebaik-baiknya dituntaskan!