Sebagai salah satu aktivis yang pengecut, Mentari hanya berani menyuarakan hak-hak mahasiswa di jalur advokasi di bidang riset dan pelayanan. Berbeda dengan lelaki bernama Raka yang ia kenal di Badan Eksekutif Mahasiswa. Label aktivis idealis yang gema suara mahasiswanya selalu terdengar melekat pada lelaki bernama Rakanta Gema Ditama. Sama seperti gadis lainnya yang selalu memandang laki-laki yang mereka kagumi itu sempurna; bak bulan purnama, yang terang, menenangkan, dan memberikan cahaya pada insan yang menatapnya kagum dari berbagai belahan dunia, Mentari menganggap Raka sama. Raka bersinar dan dikeliling banyak bintang yang cahayanya bersinar saling menyilaukan.

Pada tahun 2021 di usia sembilan belas tahunnya, Mentari Cahaya Chandrika tidak mengelak bahwa dia jatuh cinta. Seperti sedang diamini Tuhan, kisah cintanya berjalan seperti novel romansa.

Namun pada tahun yang sama, Mentari terbangun dan menyadari bahwa bulan tidak selalu purnama. Mentari menyadari bahwa di bagian bumi lainnya ada negara yang terkadang kehilangan bulan pada malamnya.

"Kamu tahu kan bahwa midnight sun bisa terjadi di Norwegia selama satu hingga tiga bulan? Cahaya bulan hampir tidak terlihat sama sekali karena ada matahari." Mentari menegang, ini berarti Raka menyalahkan keberadaannya bukan? tetapi sebelum gadis itu membuka mulut, Raka melanjutkan, "meskipun begitu, bulan tidak marah. Karena nyatanya, kamu tidak lupa kan bahwa cahaya yang bulan punya juga merupakan cahaya yang mentari berikan?"