Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Mica, atau Malika, memiliki masalah keperibadian sewaktu kecil. Ia merasa terlahir dalam keluarga yang salah. Abahnya, seorang kyai muda berdarah Arab yang tampan, menerapkan pendidikan yang sangat ketat sejak gadis itu masih sangat belia. Abah sangat ketat mengawasi kegiatan dan hal-hal yang dilakukan Mica sehari-hari, sementara Mica sama sekali tidak suka tinggal di rumah. Ia sangat suka bersepeda keliling dusun, terkadang sampai jauh keluar perbatasan desa. Jika ketahuan, ia bisa dimarahi habis-habisan seraya diceramahi tentang para begal yang suka menculik anak-anak di dalam karung. Tapi Mica tak pernah mendengarkan, ia merasa ada kawah api di dalam dirinya yang akan meledak jika dia berhenti keluyuran. Sampai suatu hari, ia tertangkap basah ketika berenang di sungai saat musim hujan. Bahkan kakek yang biasanya jenaka ikut-ikutan mencambuk betisnya dengan sebuah ranting yang meremukkan hati Mica melebihi bilur-bilur yang membekas pada kulitnya yang putih.. Abah juga melarang Mica pergi ke rumah Mbah Darya. Mica bahkan tidak mengerti, kenapa ia sangat suka pergi ke rumah Mbah Darya yang ada di atas sungai. Suami istri itu bukanlah pasangan yang sangat perhatian, tapi Mica seperti mencari sesuatu yang hilang, yang entah apa itu, di rumah Mbah Darya. Suatu hari, Abah dan kakek memarahinya lagi. Sampai sore ia bertahan di rumah pasangan tua itu. Lalu Abah datang, ekspresinya sedemikian murka. Abah tidak peduli meski Mica meraung-raung dan menolak diajak pulang. Dengan satu tangannya yang kokoh, Abah mengunci lengan Mica yang mungil, sehingga gadis kecil itu tidak mungkin kabur lagi darinya. Tentu saja Mica tidak pernah tahu apa yang ia cari di rumah mbah Darya. Ketika usianya belum genap setahun, ia bahkan belum bisa berjalan. Ada seorang 'Paman' yang sangat terkenal di daerahnya dan idola para wanita, merawatnya seolah anak kandungnya sendiri. Paman itu jika tidak sedang pergi 'bekerja' di kota-kota yang jauh, maka ia akan menghabiskan waktunya seharian penuh bermain dengan Mica. Ia membawa Mica jalan-jalan, makan-makan, atau pergi berenang di kolam air di bawah tebing yang ada sumber mata airnya di sebelah timur rumah Mbah Darya. Jika tidak sedang sibuk mengasuh Mica, paman itu dan gerombolannya senantiasa berkumpul di rumah Mbah Darya. Merencanakan aksi pencurian di rumah-rumah orang kaya di kota.