Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Setelah kepergian ibunya yang tiba-tiba, Elira Mavelle, seorang ilustrator muda dengan jiwa rapuh, pindah ke kota kecil Verlionne untuk menghindari keramaian dan kenangan yang membanjiri. Di tengah hujan musim semi yang tak kunjung reda, ia menemukan ketenangan dalam kebiasaan kecil-menggambar di taman tua di dekat halte bus yang sepi.
Di sanalah ia pertama kali melihat lelaki tua berpayung merah. Duduk di bangku yang sama setiap kali hujan datang, diam, seakan menjadi bagian dari langit yang tumpah. Wajahnya teduh, matanya menyimpan waktu.
Suatu hari, lelaki itu berbicara padanya. Pertanyaan yang diajukan begitu aneh dan menusuk: "Apakah kau pernah kehilangan sesuatu yang bahkan tak bisa kau beri nama?"
Percakapan mereka mulai menjadi rutinitas tak sengaja. Elira merasa terhubung dengan kisah lelaki itu-tentang cinta yang tak sempat berpulang, tentang seorang perempuan yang ia tunggu setiap hujan, dan tentang janji yang tidak selesai. Namun, semakin sering mereka bertemu, Elira mulai menyadari keanehan: tak ada orang lain yang bisa melihat lelaki itu. Bahkan bangku tempatnya duduk kadang-kadang basah, meski ia baru saja pergi.
Dibayang-bayangi ingatan masa lalu dan perasaan yang tumbuh dari arah yang tak diduga, Elira pun menghadapi pilihan. Apakah lelaki itu hantu dari masa lalu seseorang? Imajinasi yang diciptakan oleh kesedihannya sendiri? Atau... sesuatu yang lebih nyata dari sekadar roh atau manusia?
Saat musim hujan akan segera berakhir, Elira hanya punya satu kesempatan lagi untuk menemukan kebenaran. Namun, ia juga harus siap untuk kehilangan sekali lagi-atau melepaskan untuk pertama kalinya.