Baja, pemuda matang. Baru menemukan tambatan hatinya di usia 35 tahun. Bukan karena ia kurang tampan atau gagah, tapi karena kemiskinannya. Dari kecil sampai dewasa hidupnya selalu tertekan keadaan sehingga menjadi lelaki sekuat baja.

Beberapa wanita yang pernah singgah di hatinya pun memilih pergi setelah tahu Baja orang melarat tanpa adanya kerabat juga.

Adalah Fatimah, gadis sebatangkara yang mampu menerima apa adanya. Gadis rantau yang menjadi pembantu baru di rumah tempat dia bekerja sebagai tukang kebun.

Hubungan pun dimulai dan sampai di jenjang pernikahan. Kebahagiaan semakin lengkap ketika Fatimah hamil. Namun, sembilan bulan kemudian ia harus menerima kenyataan pahit, Fatimah pergi untuk selamanya meninggalkan dia dan bayi cantik sesaat setelah melahirkan.

Apakah Baja akan bisa bertahan dalam mengurus bayi itu sendirian, seperti ia mampu bertahan dalam kesulitan hidupnya selama ini ? Atau, menyerahkan bayi perempuannya pada majikannya yang belum dikaruniai anak dengan iming-iming uang yang bisa membuatnya kaya mendadak?