Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
April 1998 sudah mulai musim layangan di desaku, Desa Ganda Mekar. Aku tidak tahu dengan desa lain tapi di sini, kalau kamu bermain layang-layang dan berniat bertarung dengan layang-layang lain di udara, maka kamu harus siap kehilangan layang-layang itu, karena setelah putus, kamu juga putus hubungan dengan layang-layang itu. Kamu tidak punya lagi hak untuk layang-layang itu.
Masih bisa aku ingat dan aku bayangkan, punggung Yadi dan Ipang menjauh cepat, berlari menapaki gang beralaskan tanah merah yang berakhir di dua pematang ladang. Dua pematang ladang itu terpisah oleh saluran irigasi, dan dua bocah itu melompatinya. Lalu mereka fokus ke langit senja setelah melompat, fokus pada selembar layangan putus yang terbawa angin ke arah barat, seolah layangan itu sedang mengikuti matahari terbenam. Mereka berlari menapaki tanah kering ladang ubi yang telah dipanen, gesit dan lincah. Aku hanya berjalan sambil menatap mereka, tanpa terpikir kalau kelak aku akan bertanya-tanya, "Akankah berbeda kalau aku ikut mengejar?"
Ya, akankah berbeda? Akankah kami bertiga akan tetap bersama? Atau aku ikut hilang bersama mereka?
Pemilihan diksi yang enak buat dibaca, penuturan yang sederhana tapi rapi dan tersusun dengan apik, terlebih suasana yang dibangun pun membawa pembaca ke alam nostalgia tahun 98. Tulisan ini punya daya magisnya tersendiri. Dan, ternyata naskah ini bisa membuat salah satu juri terbius dan jatuh cinta. Selamat! 🤍
Aku sudah langsung bayangin kalau novel ini nanti Insya Allah jadi film, pasti para penontonnya dibuat tegang sama tokoh bapak handono. Keren mas ceritanya tipe2 aku banget. Kita bikin stack di awal yang lama kelamaan stack itu akan menumpuk semakin tinggi membuat para pembaca semakin penasaran ahahah. Dan lalu .... bboooommmm stack yang sudah tinggi itu kita robohin dengan misteri dan jalan cerita di akhir yang memuaskan para pembaca, kayak macam main uno stacko . Pokoknya kerennn masss!
Kalau baca tulisan author ini, selalu merasa baca novel terjemahan, tapi bahasanya ga kaku, malah mengalir. Belum lagi kalau ada kutipan-kutipan dari buku dan penulis tertentu 👍👍 tambahan: selesai baca ini, puas! meski di ending aku sempat mikir macem2 sih, tapi kalau diterusin bakal ga tamat2 ceritanya hahaha Good luck, bang!
Aku kasih 5 jempol, deh! Penuturannya, narasinya, plotnya, dan endingnya yang tersirat tapi makjleb. Untung Asep aman, makasih ya Melisa. Kukira tadi, Asep bakalan nyusul. Tidak perlu diragukan lagi Kak Donny. Setiap ceritanya, bikin pembaca jadi detektif sungguhan! Bravo!
Menulis untuk kompetisi #sepotongkisahdibalik98 memiliki tantangan tersendiri. Dengan prinsip yang tidak ingin membuka luka lama atau menyinggung pihak-pihak tertentu, membuat ruang bertutur menyempit. Tapi kucoba dengan metode simbolik yang mungkin tidak seaktual nyatanya, namun mewakili apa yang terjadi dibalik sepotong sejarah negeri tercinta ini. Semoga berhasil ... dan tersampaikan dengan baik. Saat ini hanya bisa berusaha dulu. 😁