Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kalah saat mengisi KRS memang adalah hal yang paling dihindari mahasiswa. Jadwal impian dan dosen idaman lenyap begitu saja jika kita terlambat saat mengisi KRS. Begitupun dengan Leo. Leo adalah salah satu mahasiswa jurusan kimia di Universitas Satu Ilmu (USIL). Setelah berhasil meraih jadwal idamannya pada semester dua, Leo kini harus menelan kenyataan pahit. Ia terlambat saat mengisi KRS sehingga ia harus merombak lagi jadwal kuliah yang telah ia susun. Leo harus menjalani semester tiganya dengan jadwal dan dosen yang sama sekali tidak diharapkannya.
Di saat sedang mengutuk mengenai jadwal kuliah yang Leo tidak harapkan dan juga mengutuk cara mengajar dosen yang menurut Leo sangat menyebalkan, Leo dipertemukan dengan beberapa teman baru dalam satu kelompok. Irene yang tertinggal saat mengisi KRS oleh teman-teman gengnya, Ubay yang cukup pintar sehingga tidak masalah jika memilih kelas-kelas sisa, dan juga Silvia yang pelupa sehingga baru mengisi KRS tiga hari setelah pembukaan pengisian KRS. Mereka berempat mempunyai satu kesamaan, sangat tidak menyukai cara mengajar dosen biokimia yang menurut mereka sangat arogan. Mempunyai satu visi yang sama, mereka berempat kemudian bersatu untuk menghadapi cara mengajar dosen yang mereka sebut sebagai "Yang Maha Mulia Ibunda Ratu".