Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Adzan subuh mulai terdengar di segala penjuru desa. Dapur rumah Biru sudah sibuk sedari beberapa menit yang lalu. Tercium aroma telur dadar dan gorengan sambal terasi yang sudah tersaji di balik tudung saji. Bu Sumirah meninggalkan dapur, berjalan ke kamarnya. Terlihat seorang anak laki-laki kecil yang meringkuk di atas kasur tipis nan lembab. Biru hanya mengolet dan berpindah posisi mungkin tubuhnya terlampau lelah setelah bekerja semalaman bersama ibunya di rumah Kelabu. Di kamarnya Jingga masih malas-malasan di kasur. Mamanya dengan sabar dan penuh kasih sayang membangunkannya sampai dia mau membuka mata. "Yuk mandi, Nak. Sudah siang lho. Nanti kamu bisa terlambat ke sekolah kalau nggak segera bersiap-siap." Berjarak empat rumah dari sana terdengar keributan. Bu Maryati membanting pintu kamar Kelabu. "Kamu mau sekolah apa nggak?! Teman-temanmu sudah pada berangkat semua!" Semburat orange sudah mulai merekah di langit Timur. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB. Biru baru saja selesai mandi, sedangkan Lila mengecek ulang jadwal pelajaran dengan menyampirkan handuknya di pundak.