Hidup bagi Banyu adalah perjalanan panjang dengan bekal yang nyaris tak cukup. Di sebuah desa kecil yang kerap dilupakan peta, ia tumbuh bersama mimpi-mimpi yang dianggap mustahil oleh orang-orang di sekitarnya.

Setiap pagi, ia berlari melawan waktu, menyusuri jalanan berdebu untuk bekerja di rumah tua. Di malam hari, ia ditemani lampu minyak yang redup, menyusun potongan mimpi yang tak pernah ia jual meski kemiskinan terus menantangnya.

Dunia seakan tak memberinya pilihan selain menyerah. Tapi, bagi Banyu, mimpi adalah satu-satunya hal yang tak bisa direnggut. Ia belajar bahwa meski hidup menuntut bayaran yang tinggi, bermimpi tak pernah meminta sepeser pun.

Namun, ketika cinta, harapan, dan kenyataan saling bertabrakan, mampukah Banyu mempertahankan mimpinya? Ataukah dunia akan memaksanya melepas segalanya, termasuk harga dirinya?

Sebuah kisah tentang perjuangan, kehilangan, dan tekad yang tak pernah padam—karena meski mimpi tak punya harga, memperjuangkannya membutuhkan segalanya.