Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Belum genap setahun Munah tinggal dengan Mak Kiah, ibunya mendadak mengajaknya pindah. Sebuah boneka kayu yang dibuat Munah rupanya berhasil mengungkit luka masa lalu ibunya pada keluarga, kerabat bahkan lingkungan tempat asalnya, juga kenangan kuat Mak Kiah pada pertunjukkan yang dimainkan suaminya dulu.
Munah tak tahu alasan mengapa ibunya begitu membenci hasil karyanya. Hingga peralatan pembuat boneka kayu yang disembunyikan Munah diketahui ibunya. Perbincangan rahasia antara Mak Kiah dan Ibu Munah tentang pemilik peralatan itu pun didengar Munah. Dari situlah Munah menelusuri jejak keluarganya di masa silam dengan bantuan tukang kayu yang memberi peralatan itu.
Kattok, nama boneka kayu buatan Munah ternyata membawa banyak rahasia di setiap kemunculannya. Semua kisah-kisah itu disimpan dalam ingatan boneka kayu yang rapuh. Kattok membutuhkan dalang untuk membagikan ceritanya sebelum ia dihancurkan kembali. Dan tugas Munahlah mencari dalang itu lewat petunjuk yang dibisikkan Kattok.
Lahir satu lagi pencerita perempuan yang memilih genre yg tidak populer. Gaya bercerita yg lembut menghanyutkan dengan tema budaya mengingatkanku pada Oka Rusmini. Bahkan di novelnya yg lain dengan genre silat, maka Mbak Gusti ini menjadi lebih langka lagi, seperti Kho Ping Hoo versi perempuan. Salut!
Diksi sederhana yang digunakan penulis mampu mengantarkan emosi kepada pembaca. Satu tantangan seorang penulis sudah ditaklukkan. Alur yang rapi dengan ritme pelan sama sekali tak membuat pembaca kehilangan 'head turner'. Bagus.