Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Bu aku ingin kuliah," rengek Iswa dengan memeluk erat sang ibu yang tampak hanya diam saja meski putri sulungnya terisak. "Ibu, tolong bilang pada Bapak, Bu. Aku ingin kuliah," lanjut Iswa memohon dukungan, namun ibu tetap diam.
"Kamu akan kuliah, Wa. Tapi tahun depan ya!" tawar ibu dengan lirih. Reflek pelukan erat Iswa mengendur, ia menatap lekat sorot mata sang Ibu. Ada kekecewaan yang tersirat.
"Kenapa, Bu?" tanya Iswa lirih. Sungguh dadanya sesak sekali mendengar penolakan dari ibu, orang yang selalu mendukung keinginannya melanjutkan kuliah di Malang.
"Kamu itu ngotot sekali, sih. Kondisi negara sedang tidak baik, banyak demo yang dilakukan mahasiswa di mana-mana hingga ada penculikan. Apa kamu mau menjadi korban selanjutnya?" bukan ibu yang menjawab, tapi Bapak yang berucap dengan menggebu. Sontak saja Iswa menoleh pada sang Bapak yang entah sejak kapan sudah berdiri di dekat ranjang.
Iswa tersenyum sinis, tanpa menoleh pada sang Bapak, ia berucap menusuk hati. "Bapak dan Ibu gak mau aku kuliah karena kondisi negara lagi kacau atau karena uang tabungan kuliahku digunakan untuk menutupi hutang Pak Dhe Mamik?"
Ikuti kisah Iswa dalam memperjuangkan pendidikan meski harus melawan sang ayah. Selamat membaca.....