Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
enja hari setelah mandi, shalat, dan mengerjakan tugas rutin, menyiapkan makan malam bersama Mbok Lawiyah, menimang si kecil Hadikusumo hingga tertidur, Ngasirah memasuki kamarnya. Dia ingin menulis syair. Kebetulan Kartini menyusul. Ngasirah langsung memintanya untuk membawakan kertas dan dawat dari ruang perpustakaan Raden Sosroningrat. Sigap, Kartini segera berlalu.
"Mau nulis syair lagi, Yu?" tanya Kartini menggoda.
Sekarang Kartini sudah memanggilnya Yu, setelah tekanan demi tekanan atas nama melaksanakan aturan yang bertubi-tubi menggempurnya untuk menerima kenyataan. Ngasirah pun akhirnya dipanggil dengan sebutan Yu, yang harusnya panggilan untuk pembantu. Jadi posisinya disamakan dengan pembantu. Hanya Mbok Lawiyah dan Pak Atmo yang tetap memanggilnya Ndoro, karena mereka berdua bukan termasuk keluarga bangsawan.