Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Adiba mengenakan dress berwarna lilac dan juga high heels pilihan mamanya. Tidak lupa wajahnya dirias. Selama di perjalanan menuju restoran tempat ia akan bertemu dengan calon suaminya, adiba tidak henti-hentinya menetralkan rasa tegang dan nervous dalam dirinya. Begitu sampai mereka diarahkan menuju lantai dua. Adiba tidak pernah berekspetasi jika restoran yang mereka kunjungi akan semewah ini. Seperti terkesan sangat berlebihan hanya untuk bertemu dan saling berkenalan. Mereka berjalan menuju satu meja di ujung ruangan. Dari jauh adiba seperti mengenal postur tubuh laki-laki yang duduk di sana. Masa iya sama dia? Tapi nggak ada orang lain di sini. Anjiirrr. Mati gue, batin adiba. Matanya menyipit untuk memastikan. Begitu sampai di jarak satu meter, matanya membulat dan mulutnya menganga. Athif berdiri dari duduknya dan segera menyalami kedua orang tuanya. Jangan lupakan senyum lebar yang baru pertama kali adiba lihat. "Selamat sore, om, tante." "Selamat sore juga, nak athif. Maaf sekali sudah membuat kamu menunggu." "Nggak papa, om. Saya juga baru sampai." Apa ini. Otak adiba tidak sanggup untuk memproses segala hal yang terjadi. Kemudian papanya Kembali membuat suara. "Jadi, adiba. Ini athif, laki-laki yang dijodohkan dengan kamu." Gue loncat ke bawah aja kali ya. Komedi amat hidup gue, batinnya adiba.