Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Seorang gadis berjalan dengan langkah cepat di koridor kampusnya. Saking fokusnya dengan benda pipih di tangannya, ia tidak menyadari jika di depannya terdapat tembok yang menjulang tinggi. Saat ia hendak berbelok, sialnya ia tersandung kakinya sendiri.
Awalnya ia pasrah jika sekarang, di detik ini juga ia akan mencium lantai koridor kampus. Ia menutup matanya rapat-rapat, akan tetapi ia tidak merasakan sakit sedikitpun. Kemudian gadis itu perlahan membuka matanya dan mengerjap beberapa kali.
"Alhamdulillah gak jadi kiss lantai koridor, eh tapi ko bisa ya? " Batinnya
Tersadar akan pergerakan di tangan mungilnya, ia menoleh dan langsung menetralkan tubuhnya. Gadis itu terkejut ketika melihat seorang pria yang berperawakan tinggi di depannya. Rasanya ia ingin memeluk pria di depannya dan memarahinya. Tapi, ia tidak berani melakukannya. Perlahan air matanya berjatuhan membasahi pipi chubbynya.
Rindu. Yah, ia rindu akan sosok pria di depannya. Pria yang sudah bertahun tahun ia nantikan, pria yang sudah lama ia rindukan, pria yang mampu membuat dirinya seperti ini, dan pria yang mampu membuat dirinya berada di titik terhebat saat ini.
"Adara, hey don't cry" ucapnya seraya menghapus air mata yang sudah berani membasahi pipi chubby gadisnya.
"ka-kam-mu... "
"Sttt... Sudah jangan nangis, kamu jelek kalo nangis" godanya
"Rindu, Aku rindu Kamu, kamu kemana ajah selama 2tahun ini? Bahkan memberi kabarpun kamu tidak melakukannya! Kamu kemana? Aku, Aku nungguin kamu sampai saat ini, Aku cape, cape berjuang sendiri. Kamu kemana bang? " Rancau Adara yang sudah berada di dekapan laki-lakinya.
Nyaman, ia rindu kenyamanan seperti ini, rindu akan kehangatannya, rindu akan aroma parfum yang mampu membuatnya candu.
"Maaf, Aku minta maaf... "
"Sudah, jangan nangis lagi yah, nanti Aku jelasin semuanya. Dan terimakasih sudah menunggu sejauh ini, Kamu hebat Dar" Lanjutnya seraya menenangkan Adara dan mengelus sayang kepala gadisnya.