Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Zulfikar, wartawan majalah berita mingguan REFORMA heran melihat teman kosnya, Herman, pulang membawa bingkisan. Herman, seorang pegawai Kemenag keceplosan mengatakan pembelian bingkisan itu berasal dari bunga Dana Abadi Umat/ DAU. Naluri wartawan Zulfikar muncul, ia pun melakukan browsing untuk mengetahui seluk beluk tentang DAU. Ternyata DAU adalah tempat memarkir dana keuntungan penyelenggaraan ibadah haji setiap tahun. Tahun 2004, Dana Haji memiliki saldo Rp 1,5 triliun dan menurut prediksi nilai manfaat atau bunganya sekitar Rp 8 miliar per bulan. Dana haji bertambah setiap tahun seiring dengan pembayaran setoran awal calon jamaah haji. Nilai Manfaat itu yang disimpan dalam DAU pada 2004 jumlahnya mencapai Rp 300 miliar dari efisiensi pengelenggaraan ibadah haji dan nilai manfaat.
Zul ingin tahu kemana DAU itu selama ini mengalir? Dalam Rapat Redaksi, Zulfikar mengusulkan untuk melakukan investigasi DAU. Awalnya Batubara, sang Pimred, tak terlalu serius menanggapi, apalagi Zul termasuk wartawan yang prestasinya biasa saja. Namun ketika Zul mengeluarkan data-data yang sudah dihimpunnya dan melakukan presentasi singkat, Batubara akhirnya menerima usul tersebut . Dia kemudian membentuk tim beranggotakan 4 orang untuk melakukan investigation reporting. Zul merasa tertantang untuk membuktikan diri sebagai wartawan yang handal. Apalagi Aisyah kekasihnya, mendukung agar Zul bisa menjadi wartawan yang "berbeda" untuk meyakinkan ayahnya Haji Murod, yang selama ini menganggap Zul sebelah mata.
Suatu hari, Zulfikar mewawancarai pengelola DAU, Dolalah, pejabat eselon II di Kemenag. Menurut Dolalah, bunga DAU digunakan untuk bantuan keagamaan dan sosial. Namun ia enggan memberikan data penerima DAU lebih rinci. Ketika pulang, Dolalah sempat memberikan amplop, namun Zul menolaknya. Di lain pihak, LSM pengawas Haji pimpinan Khudori mengatakan tidak ada masalah dengan pengelolaan DAU. Zul melihat ada sesuatu yang disembunyikan dari keterangan tersebut. Akhirnya ia menemukan Peraturan Presiden dan Kepmen yang menjelaskan penggunaan DAU.
Zulfikar kesulitan mendapatkan data penerima DAU. Dari Haji Darwis, ia mendapat informasi tentang bekas pejabat Kemenag yang dimutasi ke daerah karena mengkritisi DAU, yakni Rahman yang menjadi kepala KUA di Garut, Jawa Barat. Rahman sebelumnya adalah Direktur Pengelola Dana Haji yang kini ditempati Dolalah. Kemudian Zul menemui Rahman yang awalnya enggan membeberkan hal itu. Rahman mau memberikan data itu, bila Zul berhasil menghafal surat Ar Rahman. Beruntung Zul pernah mengaji sehingga dalam 2 hari dia sudah hafal surat Ar Rahman. Selama di Garut, Zul mengenal Fatimah, perempuan bercadar anak Rahman. Bahkan tak hanya data, Rahman merestui bila Zul melamar anaknya dengan mahar Hafalan Ar Rahman. Namun, Zul ingin fokus untuk menguak skandal DAU. Sebelum menyerahkan data itu, Rahman minta Zul mengucapkan janji suci "Sacred Promise" untuk menguak penyimpangan DAU, meski nyawa taruhannya.
Zulfikar terkejut karena yayasan As Salam, yang dikelola Haji Murod menjadi tangan kanan pembagian DAU. Khudori pun memperhatikan gerak-gerik Zul menguak DAU. Dengan didukung Dolalah, Khudori dan Handoko melakukan upaya mulai dari suap hingga penganiayaan agar Zul menghentikan investigasinya. Bahkan Aisyah ditekan ayahnya agar meminta Zul tidak melanjutkan investigasi DAU.
Saat Zul menghadapi dilema, Fatimah menyampaikan kabar bahwa ayahnya meninggal akibat dianiaya orang. Zul menduga apa yang menimpa Rahman terkait dengan DAU, karena dia juga menghadapi teror serupa. Kepergian Rahman dan dukungan Aisyah memotivasi Zul untuk menunaikan Janji Suci-nya. Aisyah ternyata kawan Pesantren Fatimah dan akhirnya Aisyah memberi dukungan pada Zul untuk mengungkap skandal yang melibatkan ayahnya.
Akhirnya berita yang menguak penyalahgunaan DAU menghebohkan masyarakat. Majalah Reforma laris manis. Anggota DPR, Pejabat Kemenag dan LSM pun terseret kasus itu. Zul pun mendapat hadiah uang dari kantor, karena dalam seminggu majalah sudah habis terjual dan mencetak rekor teringgi penjualan. Uang itu, yang digunakannya sebagai mahar untuk melamar Aisyah. Namun sebelum akad nikah Haji Murod mengganti maharnya pernikahan mereka dengan hafalan surat Ar Rahman. Zul pun bahagia karena Janji Suci nya dengan Rahman telah terbayar lunas.