Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Sebuah pena dari cinta pertamanya adalah harta karun sekaligus kutukan bagi Rehna. Hadiah itu menjadi saksi bisu dari sebuah cerita yang berakhir bahkan sebelum sempat dimulai, saat Loy pergi tanpa pamit dan hanya meninggalkan luka menganga. Sejak saat itu, Rehna menciptakan satu aturan main: jangan biarkan siapa pun masuk terlalu dalam. Ia menenggelamkan hatinya yang puitis ke dalam dunia Kimia yang logis, membangun benteng yang ia yakini tak akan bisa ditembus.
Dinding pertahanannya yang kokoh mulai retak saat ia bertemu Vir, dosen muda Kimia yang dingin, cerdas, dan entah mengapa, mampu melihat sisi lain yang Rehna sembunyikan di balik rumus-rumus. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rehna mulai mempertanyakan aturannya sendiri dan berani untuk sedikit berharap.
Tepat ketika Rehna mulai membuka celah di hatinya, masa lalu kembali mengetuk pintunya. Loy, sumber luka pertamanya, kini kembali sebagai seorang prajurit dewasa, membawa sejuta penyesalan dan penjelasan yang telah lama tertunda.
Kini, Rehna terperangkap di antara dua persimpangan: kenyamanan semu bersama pria yang memahaminya di masa kini, atau kesempatan kedua dengan pria yang pertama kali mengajarinya tentang cinta sekaligus luka. Apakah ia akan terus berlari, atau akhirnya berani menyentuh lukanya sendiri? Dan apakah sebuah luka, jika disentuh, bisa benar-benar sembuh atau justru semakin parah?