Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Empat perempuan. Empat kursi. Satu meja yang tak lagi hanya untuk menyajikan makanan—melainkan menghidangkan luka, gairah, dan pengakuan yang tertunda.
Serra Kartasasmita, perempuan konservatif kelas atas, mewarisi lebih banyak harapan daripada kebahagiaan. Lidya Marbun, flamboyan dan penuh gaya, menyimpan gaun-gaun yang tak lagi dikenakan dan rindu yang masih menggeliat di tubuhnya. Maria Sukendar, mantan ustazah yang dikenal lembut, akhirnya menulis surat yang tak pernah ia kirim kepada suaminya—dan pada dirinya sendiri. Ratna Widyasari, aktivis paling keras kepala dalam mengajarkan kekuatan, perlahan tumbang dan berkata, "Siapa aku kalau aku tidak kuat?"
Mereka berkumpul bukan di panggung, bukan di ruang publik—tapi di meja dapur, tempat paling jujur di mana perempuan tak harus sempurna.
Dari Florence hingga danau Como, dari kursi kosong hingga scarf hijau terakhir, novel ini menelusuri tubuh yang menua namun belum selesai mencinta, dan persahabatan yang dimulai justru saat kehidupan memudar.
Janda & The Table bukan hanya tentang kesedihan perempuan yang ditinggal, tapi tentang keberanian untuk duduk... dan memilih hadir.