Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kamu tau gak sih gimana rasanya mencintai orang yang gak boleh kamu cintai? Pernah gak sih merasakan bahwa perasaan itu sia-sia tapi dengan keras kepalanya masih tetep aja kamu pertahanin? Pernah gak sih walaupun tau itu salah tapi berharap suatu saat perasaan itu menjadi wajar? Kalau pernah berarti kalian senasib sama tokoh utama kita ini, Indri. Indri, dialah orang yang paling menderita. Dialah orang yang merasakan sakit yang tidak bisa dia bicarakan kepada semua orang. Dialah yang merasakan bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak seharusnya di cintai. Dialah yang dengan keras kepalanya masih berpegang kepada perasaannya yang sangat bertentangan dengan norma dan moral. Dia kesepian. Tapi tidak selamanya tokoh utama kita ini sendirian. Dia masih memiliki sahabat tersayangnya yang mau mendengarkan keluhan dan keresahan Indri, dan mungkin ada percikan cinta dari orang yang tidak terduga. Ayo ikuti perjalanan rasa Indri dalam pahit, manis dan asinnya cinta, persahabatan dan pandangan dunia. "Aku akan menyerah sedari dulu jika perasaan ini adalah sebuah kebohongan" -Indri