Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
KKN. Kuliah kerja nyata atau kuliah kerja ngegombal?
Ketika mahasiswi lain melakukan kegiatan KKN dengan penuh keseriusan, lain halnya dengan Nurhidayah Sawira dan Inti Aisyiyah yang mana kegiatan KKN-nya dipenuhi gombalan-gombalan receh dari para tentara Indonesia. Bagaimana tidak? Saat itu, tiba-tiba saja Hidayah dan Inti juga satu orang mahasiswi lainnya dari fakultas kedokteran, diminta untuk menjalankan kegiatan KKN di tempat para tentara tengah bertugas dalam menjaga keutuhan NKRI.
Bukan hanya itu saja, keduanya juga harus berhadapan dengan Letnan Jenderal TNI Erlangga Adi Prasaja. Si Abdi Negara yang sok galak, sok keren, sok tegas, sok akrab, dan sok segala-galanya. Setiap hari ada saja alasannya dalam memerintah Hidayah dan Inti. Bahkan, Letjen Angga selalu membuat kedua gadis itu menjadi sasaran luapan emosi dari Jenderal TNI Pradika Mulyo Perkasa, sang Abdi Negara berwajah dingin dan datar, tegas, tidak banyak bicara, tidak suka berbasa-basi, tetapi sayangnya sangat tampan. Sehingga membuat wanita mana pun terpesona akan ketampanan serta kegagahannya, kecuali Hidayah.
Bagaimanakah cara Hidayah dan Inti menghadapi sikap Letjen Angga? Apa saja yang keduanya lakukan saat menjadi sasaran luapan emosi Jenderal Dika? Dan bagaimana kelanjutan kisah kedua mahasiswi itu dengan Letjen Angga dan Jenderal Dika?