Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Saat teman satu indekosnya itu mengaku bahwa ia telah memiliki kekasih, Camar sudah merasa ada yang salah. Pasalnya si Elang ini namanya saja yang keren tapi sebenarnya pemuda itu sangat cupu. Takut sama cewek!
Hari-hari setelah itu pun, Elang seakan menjadi orang berbeda. Ia tak peduli lagi pada kamar Camar yang berantakan—padahal biasanya Elang sangat risih dan selalu cerewet melihat sempak atau boxer Camar yang tergeletak di mana saja—yang biasanya Elang selalu mempomade rambutnya, memakai minyak wangi dan setelan rapi setiap pergi ke luar, kini sudah tidak lagi. Elang lebih memilih mengenakan kaos oblong milik Camar dan jeans belel yang ia ganti seminggu sekali. Terlebih ia selalu bertanya pertanyaan-pertanyaan aneh seperti:
"Heh! Kau tau Pram? Itu loh, penulis Bumi Manusia. Kau punya copy-annya? Pasti punya lah, kau kan anak sastra." "Ganyang! Ganyang!"
Entah tahu darimana temannya itu tentang Pram atau kosakata 'ganyang' padahal Elang asli orang Medan dan ia dari jurusan Bisnis. Sepertinya pacarnya itu sudah memberikannya pengaruh buruk yang sulit terobati.
Lalu suatu waktu di siang hari yang terik, Elang berujar, "Awak pegi dulu e, paling sampai malam. Kau baek-baek lah di kos, kalau awak tak pulang, cari je di kantor polisi."
Elang benar-benar pergi. Ya, benar-benar tidak kembali malam itu pun malam-malam berikutnya. Menyisakan Camar yang bolak-balik ke kantor polisi untuk melapor orang hilang namun tak berbuah apa-apa. Demi menemukan temannya yang hilang, Camar sampai masuk ke perkumpulan mahasiswa tempat Elang bertemu kekasihnya dan tercengang saat tahu bahwa perkumpulan itu bukan perkumpulan biasa.